Mengupas Asal Usul dan Transformasi Palembang dari Daerah Genangan Air hingga Menjadi Wilayah Metropolitan Tertua di Indonesia
Palembang--
Kesultanan Palembang Darussalam pada masa madya menjadi kesultanan yang dihormati di Nusantara, mengambil alih Kerajaan Sriwijaya sebagai penguasa lalu lintas perdagangan asing di selat.
Pusat pertumbuhan kesultanan ini adalah entreport yang mampu menghasilkan tambahan kekayaan melalui kontak-kontak budaya.
Tulisan menarik dalam Kronik Cina "Chu-Fan-Chi" yang ditulis oleh Chau Ju-Kua pada abad ke-14 menggambarkan Sriwijaya sebagai penguasa lalu lintas perdagangan asing di selat.
Pada masa itu, pelabuhan Palembang masih menggunakan rantai besi untuk menahan bajak laut yang berusaha merampas.
Jika ada perahu asing yang datang, rantai-rantai tersebut diturunkan, dan setelah keadaan aman, rantai tersebut disingkirkan.
Jika ada perahu yang melewati tanpa berlabuh di pelabuhan, mereka akan dikepung oleh perahu-perahu milik kerajaan dan diserang.
Namun, setelah mencapai kejayaan pada abad ke-7 dan ke-9, Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-12.
Hal ini disebabkan oleh persaingan dengan kerajaan Jawa, pertempuran dengan Kerajaan Cola dari India, dan bangkitnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara yang menyebabkan kejatuhan Sriwijaya.
