Bekas Duit Rampasan Jepang! Awal Mula Pembentukan Jembatan di Sumatera Selatan yang Jadi Terpanjang di Indonesia dengan Usia 65 Tahun? Bayar Berapa?
Jembatan Lawas Kediri Sudan Ada Sejak Jaman Hindia Belanda Sempat Jadi Kontroversi Pemberontakan dan Pernah Dibantah? Begini Kisahnya--
Awalnya, jembatan ini diberi nama Jembatan Soekarno, sebagai penghormatan kepada Presiden Indonesia saat itu, namun kemudian namanya diubah menjadi Ampera, singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat, sesuai dengan semangat bangsa Indonesia pada tahun 1960.
Gagasan untuk membangun Jembatan Ampera telah muncul sejak tahun 1906, ketika Wali Kota Palembang saat itu adalah Le Cocq de Ville.
Namun, rencana tersebut tidak terealisasi hingga Belanda meninggalkan Indonesia. Ide ini kemudian mencuat kembali pada masa kemerdekaan Indonesia.
Meskipun anggaran awal yang disediakan hanya sekitar Rp30.000, usaha untuk membangun jembatan tersebut terus berlanjut.
Pada tahun 1957, sebuah panitia pembangunan dibentuk untuk mendekati Bung Karno agar mendukung rencana tersebut.
Akhirnya, pada tahun 1961, perusahaan pelaksana pembangunan ditunjuk dan kontrak pun ditandatangani.
Pembangunan Jembatan Ampera dimulai pada tahun 1962, dengan panjang jembatan mencapai 1.117 meter dan lebar 22 meter.
Pada awalnya, bagian tengah jembatan bisa diangkat untuk memungkinkan kapal-kapal besar melintas, namun sejak tahun 1970, fitur tersebut tidak lagi berfungsi.
Menariknya, tak lama setelah diresmikan pada tahun 1965, Jembatan Ampera diakui sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara.
Saat itu, jembatan ini menjadi salah satu yang paling megah di Kawasan ASEAN, yang merupakan hasil dari biaya pembangunan yang berasal dari rampasan perang Jepang sebesar USD 4.500.000 atau setara dengan Rp900 juta pada kurs saat itu.***