sunbanner

Telan Dana Rp7 M, Bagaimana Bekas Benteng Berubah Menjadi Masjid Me yang Tembusn ke Tempat Ini?

Telan Dana Rp7 M, Bagaimana Bekas Benteng Berubah Menjadi Masjid Me yang Tembusn ke Tempat Ini?

Telan Dana Rp7 M, Bagaimana Bekas Benteng Berubah Menjadi Masjid Me yang Tembusn ke Tempat Ini?-adnan-uddin/pexels-

Telan Dana Rp7 M, Bagaimana Bekas Benteng Berubah Menjadi Masjid Me yang Tembusn ke Tempat Ini?

Pada tahun 1837, suatu benteng yang berperan sebagai pusat pertahanan bagi pemerintah Belanda di Batavia diresmikan dengan nama Benteng Frederik Hendrik. Lokasi benteng ini terletak di taman Wihelmina. Namun demikian, ketika masa pemerintahan Presiden Soekarno, Benteng Frederik Hendrik dihancurkan.



Setelah benteng Belanda tersebut dirobohkan, lahan yang sebelumnya ditempati oleh benteng dan taman tersebut kemudian diubah menjadi lokasi untuk pembangunan sebuah masjid yang megah. Masjid ini masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Baca juga: Surakarta Makin Menggelora! Tampung 5 Kecamatan dengan Penduduk Tersepi, Siapa Jagoannya?

Baca juga: Saking Sepinya Bisa Pargoy di Sini! 5 Kecamatan Minim Penduduk di Surakarta, Juaranya Bukan Pasar Kliwon





×

Baca juga: Pertamina Rombak Jajaran Direksi, Chalid Salim Didapuk Sebagai Dirut Pertamina Hulu Ke Hilir

Dengan menghabiskan biaya sebesar Rp7 miliar, masjid yang dirancang oleh seorang arsitek yang memeluk agama Kristen Protestan diresmikan pada tahun 1978 oleh Presiden Soeharto.

Pembangunan masjid tersebut memakan waktu 17 tahun dan memiliki kapasitas untuk menampung 120.000 jamaah, sehingga menjadikannya sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara.

Masjid Istiqlal, yang merupakan karya dari arsitek Indonesia, Friederich Silaban, juga dikenal sebagai pembangun stadion Gelora Bung Karno (GBK).

Dilansir dari laman Dunia Masjid, nama "istiqlal" memiliki makna "merdeka", yang menjadi ungkapan syukur atas kemerdekaan Indonesia.

lanjutan,

Sumber:


BERITA TERKAIT

Berita Lainnya

vidstr