Fakta Menarik Suku Minangkabau dan Sejarah Awal Mulanya: Berasal dari Pertandingan Rakyat dan Raja, Sorai Legendaris
Pulau Pasumpahan-pemprov Sumbar-
Cerita dan asal usul Minangkabau
Sebuah legenda yang telah turun-temurun di daerah Sumatera Barat menjelaskan asal-usul nama Minangkabau, sebuah kawasan yang kaya akan budaya dan sejarahnya.
Nama "Minangkabau" disebut berasal dari dua kata, yaitu "minang" yang berarti menang dan "kabau" yang berarti kerbau. Mari kita menyelusuri lebih dalam cerita menarik ini.
Legenda ini bermula dari perselisihan antara penduduk Sumatera Barat dengan seorang raja dari Pulau Jawa.
Diceritakan bahwa ada seorang warga Sumatera Barat bernama Catri Bilang Pandai, yang melakukan perjalanan bersama Sri Maharaja Diraja.
Saat dalam perjalanan, Maharaja melihat sebuah gunung berapi yang begitu mengesankan. Masyarakat setempat memberi tahu Maharaja bahwa daerah di sekitar gunung berapi itu sangat subur.
Maharaja pun memerintahkan kapalnya untuk mendekati gunung berapi tersebut. Setelah kapal berlabuh, mereka menemukan sebuah lembah yang memiliki telaga air panas.
Tempat ini kemudian diberi nama Desa Pariangan, yang masih ada hingga saat ini, berlokasi tidak jauh dari Padangpanjang, Sumatera Barat.
Seiring berjalannya waktu, Maharaja berhasil menguasai daerah tersebut. Bahkan setelah kematiannya, dua datuk yang memimpin, yaitu Datuk Katumanggungan dan Datuk Parpatih, berhasil memperluas wilayah kerajaan.
Penduduknya pun berkembang pesat, dan mereka hidup dalam kekayaan dan kemakmuran.
Kerajaan ini terkenal sebagai penghasil rempah-rempah dan emas yang melimpah.
Kabar tentang kemegahan kerajaan ini mencapai daerah-daerah lain, termasuk ke telinga seorang raja di Pulau Jawa.
Pada suatu hari, sang Raja Jawa datang ke Padangpanjang bersama ribuan pasukannya, berniat untuk merebut kerajaan di sana.
Melihat jumlah pasukan yang sangat besar yang dibawa oleh Raja Jawa, Datuk Katumanggungan dan Datuk Parpatih merasa khawatir.
Mereka kemudian berdiskusi dengan Catri Bilang Pandai, yang menyarankan cara cerdik untuk menghadapi kekuatan besar tersebut.
Catri memutuskan untuk menemui Raja Jawa atas nama rakyat Sumatera Barat. Ia menjelaskan bahwa menurut keyakinan masyarakat setempat, makhluk yang suka berperang atau berkelahi adalah hewan, bukan manusia.
Catri kemudian mengusulkan agar mereka memecahkan perselisihan dengan mengadu hewan, yaitu kerbau.