Sejarah dan Asal Usul Pemalang Diambil dari Kisah Legendaris! Ternyata Terungkap Namanya Miliki Makna Ini
Pemalang-pemkab Pemalang-
Dukungan kuat dari penduduk setempat di bawah pimpinan Ki Buyut Jiwandono atau Ki Buyut Banjaransari membuat ekspedisi ini sukses. Sebagai penghargaan atas peran mereka, Pemalang dijadikan daerah perdikan, yang artinya tidak dikenakan pajak.
Dalam bahasa Jawa, "pe" menunjukkan tempat, sedangkan "malang" adalah nama orang. Oleh karena itu, Pemalang dapat diartikan sebagai tempat yang dimiliki atau dikuasai oleh Raden Joko Malang.
Perkembangan berlanjut ketika Kerajaan Pajang runtuh, dan beberapa pemuda bangsawan mencari kehidupan baru yang lebih aman.
Salah satu pemuda ini adalah Raden Sida Wini, yang memainkan peran penting dalam pemerintahan Pemalang.
Dia kemudian menjadi adipati Pemalang, dan pemerintahannya dilanjutkan oleh Kanjeng Jinogo Hanyokro Kusumo atau Darul Ambyah dengan semangat Islam. Pengakuan masyarakat dan pengangkatan Darul Ambyah pada tanggal 24 Januari 1575 menjadi titik awal resmi berdirinya Kabupaten Pemalang.
Pemalang juga memiliki catatan sejarah yang menarik selama masa kolonial Belanda. Pada abad ke-16, Pemalang menjadi salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa, yang dipimpin oleh seorang pangeran atau raja. Kemudian, Pemalang menjadi daerah vasal Kesultanan Mataram dan menjadi bagian dari apanase Pangeran Purbaya dari Mataram.
Pada abad ke-17, Raden Mangoneng memainkan peran penting dalam daerah ini dan menjadi pemimpin yang anti-VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, atau Perusahaan Hindia Timur Bersatu).
Pada abad ke-18 dan ke-19, Pemalang sangat makmur berkat hasil pertaniannya yang meliputi padi, kopi, tembakau, dan kacang. Dalam catatan awal abad ke-20, kabupaten ini terbagi menjadi lima distrik.
Pusat kabupaten telah mengalami tiga perpindahan lokasi, dengan yang terakhir menjadi pusat administratif yang masih ada hingga saat ini.
Oleh karena itu, Kabupaten Pemalang adalah bukti hidup dari sejarah panjang dan beragam peristiwa yang membentuknya menjadi apa yang kita kenal saat ini. Kabupaten ini terus berlanjut dalam perkembangannya, menghormati akar-akarnya yang dalam dan menggabungkan sejarahnya yang kaya dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya.***