Malang! Sudah Ada Sejak 50 Tahun Silam, Mall Megah di Semarang Ini Bangkrut dan Kehilangan Pamornya, Kenapa?
mall -ion-fet/unplash-
Mall Bangkrut di Jawa Tengah
Bahkan ia mengungkapkan bahwa transaksi di toko tempatnya bekerja bisa mencapai Rp30 juta per bulan.
Namun, menjelang penutupan mall, ia merasakan penurunan signifikan dalam jumlah pengunjung dan penjualan.
Bahkan dengan mencapai Rp5 juta per bulan dianggap sebagai hasil yang baik. Sebagai upaya terakhir, pihak pengelola memberikan diskon besar-besaran, mulai dari 30% hingga 70%, untuk menarik lebih banyak pembeli.
Persaingan sengit di dunia ritel dan kehadiran mall-mall modern di Semarang adalah salah satu alasan terbesar yang menyebabkan Pasaraya Sri Ratu kehilangan pamornya.
Saat mall ini berjaya, ia bahkan memiliki delapan cabang di berbagai wilayah di Jawa Tengah.
Kejayaan dan kemunduran Pasaraya Sri Ratu menjadi cerminan dari sejarah mall di Indonesia, di mana persaingan dan perubahan selalu menjadi tantangan besar yang harus dihadapi oleh pusat perbelanjaan.***