Sulawesi Tenggara Sulap Lahan Seluas 5.900 Ha, jadi Bendungan Terbesar ke-3 di Indonesia Akan Rampaung di Tahun 2027 dengan Dana 8 Trilliun
bendungan-Angelo_Giordano/pixabay-
Bendungan ini dirancang sebagai bendungan multifungsi, yang berarti memiliki banyak peran penting.
Fungsi utamanya adalah untuk mengairi lahan irigasi seluas 22.764 hektar.
Ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertanian dan ketahanan pangan di Sulawesi Tenggara.
Selain itu, bendungan ini akan menyediakan air baku sebesar 750 liter per detik, memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, dan secara signifikan mereduksi risiko banjir hingga 44,56 persen.
Tak hanya itu, Bendungan Pelosika juga memiliki potensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas hingga 2 x 10 MW.
Ini akan memberikan suplai energi yang andal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan perkembangan industri di daerah tersebut.
Namun, pembangunan bendungan ini membutuhkan lahan yang luas, sekitar 5.900 hektar.
Meskipun sebelumnya ada kabar bahwa proyek ini telah dihapus dari Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh Presiden Jokowi.
Kepala Pusat Bendungan Ditjen SDA Kementerian PUPR, Ni Made Sumiarsih, menegaskan bahwa proyek ini tetap akan dilanjutkan.
Penting untuk dicatat bahwa proyek semegah ini juga memerlukan investasi yang signifikan.
Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, mengungkapkan bahwa dana yang diperlukan untuk pembangunan Bendungan Pelosika mencapai Rp 8 triliun.
Target penyelesaian proyek ini diestimasi pada tahun 2027.
Namun, meskipun tantangan yang besar, harapan tetap tinggi.
Saat ini, proyek Bendungan Pelosika masih dalam tahap pengadaan lahan yang akan dilanjutkan pada proses berikutnya.
Bendungan ini akan menjadi aset berharga bagi Sulawesi Tenggara dan Indonesia secara keseluruhan.
Terletak di antara Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka Timur, Bendungan Pelosika akan menghadirkan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar.
Tidak hanya itu, proyek ini juga mendapat dukungan dana hibah dari Pemerintah Republik Tiongkok untuk Republik Indonesia.