Transformasi Tambang Batubara di Kalimantan Selatan, Dari Lahan Perkebunan Kelapa Sawit yang Disebut Proyek Gagal, Kini Dirubah jadi Proyek Lain?
proyek-scott-blake/unplash-
Keputusan untuk mengubah lahan perkebunan menjadi tambang batubara menjadi sorotan karena dampak ekonomi dan lingkungan yang diakibatkannya.
Kerugian finansial sebesar Rp1,5 miliar bukanlah angka kecil, dan masyarakat pun mengungkap keprihatinan mereka terhadap kebijakan yang dianggap merugikan ini.
Tidak hanya itu, pergeseran fungsi lahan dari perkebunan kelapa sawit ke tambang batubara juga menimbulkan pro dan kontra di kalangan warga setempat.
Beberapa pihak mendukung proyek ini karena potensi pendapatan ekonomi yang diharapkan, sementara yang lain menentangnya karena dampak lingkungan dan kerugian finansial yang ditimbulkannya.
Masyarakat sekitar tambang juga mulai menyuarakan keprihatinan mereka terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh keberadaan tambang batubara ini.
Baca juga: Benelli Tornado 300 Resmi Meluncur, Performanya Siap Bersaing dengan Honda CBR250RR
Perubahan ekosistem dan kualitas udara yang semakin memburuk menjadi perhatian utama, dan mereka menuntut transparansi informasi mengenai dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh proyek tersebut.
Dengan begitu, tambang batubara di Kalimantan Selatan tidak hanya menjadi simbol proyek gagal, tetapi juga memunculkan pertanyaan mengenai kebijakan pertambangan dan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.
Masyarakat dan pemerintah setempat diharapkan untuk bersama-sama mencari solusi yang berkelanjutan demi keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
***