sunbanner

Bendungan Terbesar di Jawa Tengah Rela Hilangkan 51 Desa, Penduduk dan Warganya Baagaimana? CEKIDOT

Bendungan Terbesar di Jawa Tengah Rela Hilangkan 51 Desa, Penduduk dan Warganya Baagaimana? CEKIDOT

Bendungan Mewah di Jatim Modalnya Sampe Rp14,954 M, Tapi Kalo Jebol? Bisa Bye-bye 11 Desa, Serem Banget!-UNPLASH-

Bendungan Terbesar di Jawa Tengah Rela Hilangkan 51 Desa, Penduduk dan Warganya Baagaimana? CEKIDOT

Di wilayah Provinsi Jawa Tengah, terdapat sebuah struktur bendungan monumental yang diakui sebagai yang terbesar. Yang menarik, usia bendungan ini telah mencapai lebih dari 41 tahun.



Perlu dicatat dengan sungguh-sungguh bahwa pembangunan bendungan ini melibatkan langkah-langkah yang sangat ekstrem.

Baca juga: Pacitan Segera Bergabung dengan Ponorogo? Demi Air Terjun dengan Ketinggian 50 Meter ini Punya Pemandangan Gunung Sewu yang Indah Bak Negeri di Atas Awan

Pemerintah pada waktu itu terpaksa merelakan tenggelamnya puluhan desa di Jawa Tengah demi terwujudnya proyek ini.





×

Faktanya, relevansi bendungan megah ini tidak hanya terbatas pada wilayah Jawa Tengah semata. Waduk buatan ini juga dikenal sebagai salah satu bendungan terbesar di seluruh Indonesia.

Baca juga: Lewat Ajang KLX Day 2023, PT Surapita Unitras Ajak Penggila Trabas di Surabaya dan sekitarnya Uji Fisik dan Keterampilan Bermotor Melibas Hutan Pegunungan Bromo

Baca juga: Banten Bergoyang! 4 Daerah Bersiap Pisah dari Banten, Ibu Kota Berubah dan Akan di Ganti Daerah Ini?

Baca juga: Jembatan Tertua di Jakarta! Dibangun 1682 Sejak Jaman VOC? Hingga Kini Kerap Gonta-ganti Nama Terus, Cek Infonya

Diresmikan pada tahun 1982, bendungan ini memiliki fungsi vital sebagai pengendali banjir di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa.

Wilayah cakupan air bendungan ini mencapai luas 1350 km persegi, dengan pintu masuk yang menghubungkan melalui aliran beberapa sungai besar seperti Bengawan Solo, Sungai Kanduang, Sungai Tirtomoyo, Sungai Parangjoho, Sungai Temon, dan Sungai Posong.

Dengan maksimum genangan yang mencakup tujuh kecamatan, yakni Wonogiri, Ngadirejo, Nguntoronadi, Baturetno, Giriwoyo, Eromoko, dan Wuryantoro, pembangunan megaproject ini dimulai pada akhir tahun 1976 dan baru dapat dioperasikan pada tahun 1982.

Sumber:


BERITA TERKAIT

Berita Lainnya

vidstr