sunbanner

Malaysia Segera Membeli Bangka Belitung Usai Smelting Corporation Alami Kebangkrutan dan Hilangkan Perekonomian Usai Punya Hutang Rp180 Miliar

Malaysia Segera Membeli Bangka Belitung Usai Smelting Corporation Alami Kebangkrutan dan Hilangkan Perekonomian Usai Punya Hutang Rp180 Miliar

tambangan-xusenru/pixabay-

Manajemen tambang tersebut menjalani perjalanan yang penuh liku di tengah gejolak harga timah yang fluktuatif.

Hingga akhirnya, menjelang berakhirnya Kontrak Karya pada 2001, perusahaan tersebut mengajukan perpanjangan izin selama dua tahun tambahan.



Namun, pada masa itu, harga timah justru mengalami penurunan drastis.

Kontrak Karya pun berakhir pada 2011, dan bukan kebangkitan yang terjadi.

Perusahaan yang awalnya dimiliki oleh Kayuara Mining Group dari Australia, berpindah tangan ke Malaysia Smelting Corporation pada 2004.





×

Pergantian manajemen tak membawa perubahan positif, melainkan kerugian yang terus berlanjut hingga puncaknya pada 2011.

Upaya perpanjangan Kontrak Karya dihadang berbagai kendala, dan akhirnya, izin diperpanjang hanya untuk kegiatan reklamasi selama dua tahun.

Era operasional tambang timah terbesar di Bangka Belitung pun berakhir, disertai dengan penyerahan dana pasca tambang senilai Rp180 miliar ke Kementerian ESDM.

Pasca tambang, pada 2013, kegiatan ekonomi di Bangka Belitung terpukul. Perusahaan menutup pintunya, meninggalkan dampak yang terasa dalam perekonomian lokal.

PT Koba Tin, sang pemilik tambang dengan izin penambangan seluas 41.510 ha, harus menghadapi pailit pada 2019.

Dampak pailit PT Koba Tin tidak hanya terasa di lingkup perusahaan, tetapi juga merambah ke perekonomian Bangka Belitung secara keseluruhan.

Baca juga: Kalimantan Utara Bawa Harapan Baru Usai 5 Kecamatan Ini Segera Berganti Status Jadi Kabupaten Baru, Gak Nyangka! Tanjung Selor Jadi Daerah Paling Idaman

Sumber:


BERITA TERKAIT

Berita Lainnya

vidstr