sunbanner

Kenali Jenis-Jenis Baterai Kedaraan Listrik

Kenali Jenis-Jenis Baterai Kedaraan Listrik

--

Otomotif1.com - Cuaca panas di Indonesia yang masih berlangsung hingga Oktober 2023
ternyata turut berdampak pada baterai mobil listrik. Tentu saja kondisi ini harus menjadi
perhatian para pemilik mobil hybrid.

Seperti diketahui, mobil listrik merupakan jenis kendaraan yang sebagian penggerakan tenaga
atau sepenuhnya dilakukan secara elektrikal. Karena itu, baterai mobil listrik yang dapat diisi ulang menjadi sumber energi listrik kendaraan non-BBM.



Energi mekanik dari baterai yang dapat disimpan lama menggerakkan motor listrik hingga
membuatnya dapat berjalan dengan periode lama. Terdapat beragam jenis-jenis mobil ramah
lingkungan yang penting dipahami sebelum memiliki kendaraan satu ini.

Untuk itu, Lifepal sebagai marketplace asuransi yang terpercaya dan pelaksanaannya diawasi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan beberapa jenis baterai mobil listrik. Berikut adalah
penjelasan selengkapnya dari Benny Fajarai, Co-Founder yang juga CMO Lifepal.co.id.

Jenis-Jenis Baterai Mobil Listrik





×

1. Jenis baterai Li-On, pilihan utama untuk mobil listrik
Baterai Li-On, merek yang paling umum digunakan dalam kendaraan listrik, secara luas
diterapkan di berbagai perangkat portabel seperti ponsel dan laptop.

Ketika digunakan dalam mobil listrik, baterai ini dikenal sebagai traction battery pack,
menonjolkan rasio daya terhadap berat yang tinggi dan efisiensi energi yang optimal.
Kinerjanya tetap optimal pada suhu tinggi, dan memiliki rasio energi yang lebih besar per
beratnya, sebuah aspek kunci dalam baterai mobil listrik.


||

Dengan berat yang lebih ringan, mobil dapat menempuh jarak lebih jauh dengan satu kali pengisian daya.

Tingkat "self-discharge" yang rendah membuatnya menjadi pilihan terbaik untuk
mempertahankan kemampuan menyimpan daya maksimal. Untuk pemilik yang peduli pada
keberlanjutan, sebagian besar komponen baterai Li-On dapat didaur ulang.

Terdapat berbagai jenis baterai Li-On, termasuk Lithium Iron Phosphate (LiFePO4), Lithium
Nickel Cobalt Aluminum Oxide (NCA), Lithium Nickel Manganese Cobalt Oxide (NMC), Lithium
Titanate (LTO), Lithium Manganese Oxide (LMO), dan Lithium Cobalt Oxide (LCO).

2. Nickel-Metal Hybrid (NiMH)

Baterai NiMH umumnya digunakan pada mobil hibrida, walaupun beberapa mobil listrik juga
mengadopsi teknologi ini. Baterai hibrida ini tidak mendapat daya dari luar dan diisi ulang
melalui putaran mesin, roda, dan pengereman regeneratif.

Siklus hidup baterai NiMH lebih panjang daripada Li-On dan SLA, serta lebih aman dan toleran
terhadap penggunaan yang tidak tepat. Namun, harganya lebih tinggi, memiliki tingkat self-
discharge yang signifikan, dan menghasilkan panas pada suhu tinggi.

Kekurangan-kekurangan ini membuat NiMH kurang ideal untuk mobil listrik yang membutuhkan
pengisian daya eksternal, seperti melalui jaringan PLN, sehingga lebih umum digunakan pada
mobil hibrida.

3. Baterai Timbal-Asam (SLA)

Baterai SLA, atau asam-timbal, adalah baterai isi ulang tertua yang memiliki kapasitas lebih
rendah dan bobot lebih berat dibandingkan dengan Li-On dan NiMH. Meski demikian, harganya
relatif terjangkau dan aman.

Saati ini, baterai SLA lebih umum digunakan sebagai penyimpanan sekunder dalam kendaraan
komersial. Namun, ada rencana pengembangan untuk menghadirkan baterai SLA dalam
kapasitas yang lebih besar.

4. Ultracapacitor

Baterai ultracapacitor menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit, berbeda dengan baterai konvensional. Semakin luas permukaan cairannya, semakin besar kapasitas penyimpanan energinya.

Seperti baterai SLA, ultracapacitor cocok sebagai perangkat penyimpanan sekunder dalam
kendaraan listrik. Ini membantu meningkatkan kinerja baterai elektrokimia dan memberikan
daya ekstra selama akselerasi serta pengereman regeneratif.

5. ZEBRA (Zero Emissions Batteries Research Activity)

Baterai ZEBRA, varian suhu rendah dari sodium-sulfur (NaS), dikembangkan khusus untuk
mobil listrik. Menggunakan NaAlCl4 dengan elektrolit keramik Na+-beta-alumina, baterai ini
memiliki sel daya tinggi dan beroperasi pada suhu tinggi.
Kelebihan ZEBRA meliputi kepadatan energi tinggi, sel besar, siklus hidup panjang, toleransi
terhadap korsleting, keamanan yang lebih baik daripada sodium sulfur, dan biaya produksi
rendah.

Namun, ada kekurangan seperti cocok hanya untuk kapasitas besar, rentang ukuran terbatas,
produksi terbatas, resistensi internal tinggi, dan suhu operasi yang tinggi.

6. Solid-state

Baterai solid-state menggantikan elektrolit cair dengan elektrolit padat, seperti gelas, keramik,
atau bahan lainnya. Meskipun bukan teknologi baru, penggunaannya dalam mobil listrik baru-
baru ini.
Baterai ini telah digunakan pada perangkat kecil selama bertahun-tahun dan, pada kapasitas
yang sama dengan baterai lithium-ion, memiliki kapasitas yang jauh lebih besar. Penggunaan
elektrolit padat juga membantu mengurangi ukuran jejak baterai mobil listrik.

Itulah jenis-jenis baterai mobil hybrid yang penting Anda ketahui sebelum memilikinya. Selain
memastikan memilih jenis baterai tepat, pastikan Anda juga melengkapi kendaraan non-BBM
dengan asuransi mobil.

Seperti kendaraan BBM, mobil hybrid juga terdiri dari dua jenis asuransi yang akan mengcover.
Yaitu, asuransi mobil All Risk atau asuransi komprehensif dan Total Loss Only (TLO).

Proteksi komprehensif menanggung semua jenis kerusakan kecil hingga total seperti benturan,
tabrakan, penyok, baret, pencurian, terperosok dan lainnya. Sementara asuransi TLO hanya
menanggung risiko rusak total atau nilai perbaikan mencapai 75% atau lebih dari harga
kendaraan, yaitu tindak pencurian, terperosok, kemasukan air, atau mobil hilang.

 

 

TAG:
Sumber:


Berita Lainnya

vidstr