Jejak Sejarah Bendungan Megah di Pulau Jawa yang Tak Terungkap? Jadi Waduk Super Besar dan Aliri Air Seluruh Wilayah?
Bikin Nostalgia Jaman Emak-emak - Desa Kuno Jateng Suasana Era 80an yang Damai, Hanya 13 Km dari Kabupaten Semarang!-UNPLASH-
Meskipun pada awalnya dirancang untuk menampung hingga 3 miliar meter kubik air, saat ini kapasitas tampungnya mengalami penurunan menjadi sekitar 2,44 miliar meter kubik akibat sedimentasi yang terjadi seiring waktu.
Tak hanya berfungsi sebagai penampung air, Bendungan Jatiluhur juga berperan sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas terpasang mencapai 187,5 MW.
Selain itu, bendungan ini turut berperan dalam pengendalian banjir di Kabupaten Karawang dan Bekasi, penyediaan irigasi untuk lahan seluas 242.000 hektar, serta pasokan air untuk kebutuhan rumah tangga, industri, dan pertanian perikanan air payau seluas 20.000 hektar.
Proses pembangunan Bendungan Jatiluhur dimulai pada tahun 1957, dengan dimulainya penanaman batu pertama oleh Ir. Soekarno dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 26 Agustus 1967.
Dengan luas mencapai 4.500 kilometer persegi, pembangunan bendungan ini menghabiskan dana sekitar US$ 230 juta.
Bendungan ini secara resmi diberi nama Bendungan Ir. H. Djuanda sebagai penghargaan atas kontribusi Ir. H. Djuanda dalam pembiayaan pembangunan Bendungan Jatiluhur.
Pembangunan Bendungan Jatiluhur sendiri bermula pada abad ke-19, ketika para ahli pengairan melakukan survei awal, termasuk survei topografi dan hidrologi.
Gagasan ini terus berkembang, dan pada tahun 1888, dimulailah pengukuran debit Sungai Citarum untuk keperluan pembangunan bendungan dan irigasi.