sunbanner

Saksi Perang Sunan Bonang dan Prajurit Majapahit, Ada Lembah Tersembunyi di Sungai Bengawan Solo Kini Jadi Cagar Budaya Berupa Gua Ada Sejak 1749

Saksi Perang Sunan Bonang dan Prajurit Majapahit, Ada Lembah Tersembunyi di Sungai Bengawan Solo Kini Jadi Cagar Budaya Berupa Gua Ada Sejak 1749

goa-Tama66/pixabay-

Gua Sentono tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan waktu, tetapi juga berhasil tercatat sebagai salah satu cagar budaya di Kabupaten Blora.

Keunikan dan kisah sejarah gua ini membuatnya menjadi objek wisata yang menarik, di mana tempat bersejarah ini telah diatur dan ditata dengan rapi untuk memberikan kenyamanan kepada para pengunjung.



Meskipun kecantikan gua ini sangat menawan dengan lubang-lubang kecil yang menjadi salah satu keunikannya, pengunjung harus berhati-hati karena minimnya penerangan.

Baca juga: Motor Yamaha All New NMAX 155 STD Bisa Dibungkus dengan DP Rp2,5 Juta: Wong Cimahi Jabar Kegirangan Dengar Berita Ini

Gua ini memiliki kedalaman sekitar 10 meter, dan bentuknya yang mengerucut memaksa pengunjung untuk membungkuk agar dapat menjelajah lebih dalam.





×

Gua Sentono, yang terbentuk dari batuan karst, memiliki lebar sekitar 3 meter dengan ketinggian 2,5 meter.

Pada masa lalu, gua ini diyakini pernah dijadikan tempat pertapaan umat Hindu. Keyakinan ini diperkuat dengan adanya relief atau gambar Dewa umat Hindu yang dapat ditemukan di dinding gua.

Terletak di kawasan lembah Bengawan Solo, Gua Sentono secara administratif berlokasi di Dukuh Sentono, Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora.

Keberadaannya di tepi aliran Bengawan Solo membuat lahan di sekitar gua dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk pertanian, sehingga sekitar gua didominasi oleh hamparan sawah yang luas.

Ada sebuah kisah menarik yang masih dipercayai masyarakat seputar terbentuknya Gua Sentono.

Konon, pada zaman dahulu, di sekitar aliran Bengawan Solo terdapat sebuah padepokan kecil bernama "Sentono" yang dipimpin oleh Ki Blacak Ngilo, seorang prajurit Majapahit yang melarikan diri dari kerajaan saat Perang Paregreg.

Baca juga: Lahan Seluas 100 Hektar di Provinsi NTB ini Siap Diubah jadi Bandara Internasional, Dana Disiapkan Rp300 Miliar, Akankah Selesai di Tahun 2025?

Sumber:


BERITA TERKAIT

Berita Lainnya

vidstr