Tangerang Ditinggalkan Banten, Pemindahan Melalui Terowongan Bawah Tanah 31 Km Hanya dalam 1 Jam!
Terowongan--
Para pengendara baik menggunakan kendaraan umum maupun pribadi harus naik kapal feri untuk menyeberangi Selat Sunda.
Setiap kendaraan harus berhenti di Pelabuhan Merak, Banten, sebelum melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Bakauheni di Lampung.
Jarak antara kedua pelabuhan tersebut mencapai 36 km, sehingga diperlukan waktu hingga 2 jam untuk menyeberang.
Belum lagi jika cuaca sedang buruk, waktu tempuhnya bisa lebih lama lagi.
Tak hanya itu, Pelabuhan Merak Banten juga kerap menjadi titik kemacetan saat musim mudik tiba, terutama bagi orang-orang yang merantau dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa menjelang Hari Raya.
Setiap tahunnya, ribuan orang memadati Pelabuhan Merak, Banten, mencari cara untuk pulang ke kampung halaman.
Melihat kondisi ini, muncul usulan agar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera disambungkan dengan jembatan.
Usulan ini bermula dari seorang Guru Besar ITB, Prof. Sedyatmo pada tahun 1965. Usulan tersebut kemudian menjadi bagian dari proyek prestisius bernama Tri Nusa Bimasakti.
Pada saat itu, usulan tersebut diserahkan kepada Presiden Ir. Soekarno. Namun, Presiden Soekarno justru memerintahkan ITB untuk melakukan kajian mengenai kemungkinan pembangunan terowongan bawah laut di Selat Sunda.
Setelah melalui kajian mendalam, proyek tersebut baru rampung pada tahun 1989, di masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Presiden Soeharto kemudian memerintahkan B.J. Habibie, yang saat itu menjabat sebagai Menristek, untuk mengerjakan proyek ambisius tersebut.
Sayangnya, pada tahun 1990, hasil kajian yang dilakukan oleh Prof. Wiratman Wangsadinata dan Dr. Ir. Jodi Firmansyah menyimpulkan bahwa pembangunan terowongan akan sulit terealisasi.
Berdasarkan kajian akademis mereka, pembangunan jembatan menjadi alternatif yang lebih masuk akal untuk menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Sejak saat itu, proyek ambisius ini tak pernah terdengar lagi mengenai rencana pelaksanaannya.
Namun, ketika pemerintahan dipimpin oleh Presiden Jokowi, rencana pembangunan jembatan Selat Sunda di Banten kembali mencuat.
Proyek ini disebut-sebut akan menjadi bagian dari Asian Highway Network. Diperkirakan, pembangunan jembatan sepanjang 31 km ini akan membutuhkan dana sebesar Rp100 triliun.