Ternate Kehilangan Status Ibu Kota dan Digantikan oleh Daerah Tersepi Ini? Telusuri Alasan di Balik Pemindahan hingga Pilihan Sofifi dalam Wacana Pemekaran Terbaru
Masjid Shaful Khairaat Sofifi - Maluku Utara--
Ternate Kehilangan Status Ibu Kota dan Digantikan oleh Daerah Tersepi Ini? Telusuri Alasan di Balik Pemindahan hingga Pilihan Sofifi dalam Wacana Pemekaran Terbaru
Alasan Maluku Utara Pindah Ibu Kota Ternate ke Sofifi, Ternyata Serah Terima Balik ke Ibu Kota Lama?
Tidak disangka sebelumnya, ibu kota Provinsi Maluku Utara yang semula berlokasi di Ternate, kini telah dipindahkan ke sebuah kelurahan yang memiliki kedamaian dan terletak di daerah terpencil.
Perubahan ini menghadirkan cerita sejarah yang menarik dan memikat.
Awalnya, Maluku Utara adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Maluku pada periode tahun 1945-1957.
Pada masa itu, provinsi ini belum terpisah secara administratif dan masih menjadi bagian dari Provinsi Maluku yang lebih luas. Namun, dengan berjalannya waktu dan berbagai pertimbangan, Maluku Utara kemudian diberikan status provinsi yang mandiri.
Sebagai bagian dari proses pemekaran provinsi, Ternate dipilih sebagai ibu kota Maluku Utara. Kota ini memiliki sejarah yang kaya dan merupakan pusat budaya serta perdagangan di masa lalu. Namun, dengan perubahan yang tak terduga, keputusan dibuat untuk memindahkan ibu kota ke sebuah kelurahan yang tenang dan terpencil.
Namun, karena ketidakmerataan pembangunan pada saat itu, muncul usulan untuk mendirikan Maluku Utara sebagai provinsi baru.
Pada 12 Oktober 1999, Maluku Utara secara resmi didirikan sebagai provinsi yang terdiri dari 10 daerah administratif.
Di antaranya adalah Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, serta Kota Tidore dan Ternate.
Sejak awal pembentukan, Kota Ternate dipilih sebagai ibu kota Maluku Utara. Namun, apa yang menjadi alasan di balik pergantian ibu kota ini?
Pergantian ibu kota Maluku Utara dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah keinginan untuk meratakan pembangunan di wilayah provinsi ini.
Kelurahan yang sepi yang menjadi lokasi baru ibu kota dipilih agar pembangunan dapat merambah ke daerah yang sebelumnya kurang terjangkau.
Simak pada halaman berikutnya,