Era Baru di NTT Didukung oleh Pembangunan Jembatan Listrik 300 Megawatt yang Menghabiskan 52 Triliun
Jembatan Pancasila Palmerah - NTT--
Jembatan ini bukanlah hanya sekadar fasilitas penghubung antara dua tempat, tetapi merupakan pencapaian luar biasa dalam bidang teknologi.
Dengan panjang sekitar 800 meter, jembatan ini akan menghubungkan dua pulau besar di NTT, melintasi lautan yang luas.
Namun, yang membuat jembatan ini benar-benar menakjubkan adalah turbin putar yang terpasang di bagian bawahnya.
Turbin ini mampu menghasilkan listrik dari arus air laut yang kuat.
Menurut penelitian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), kekuatan arus di perairan ini mencapai 3,5 meter per detik.
Dengan memanfaatkan kekuatan alam ini, jembatan ini dapat menghasilkan listrik dengan kapasitas mencapai 300 megawatt.
Ini merupakan sebuah lompatan besar dalam upaya memanfaatkan sumber energi terbarukan.
Pembangunan jembatan ini sudah dimulai sejak tahun 2017 dan membutuhkan dana yang besar.
Pemerintah Provinsi NTT telah mengalokasikan Rp1,5 miliar dari APBD mereka, sedangkan pemerintah pusat akan menyumbangkan Rp10 miliar dari APBN.
Proyek ini akan dilaksanakan dalam dua tahap.
Tahap pertama membutuhkan anggaran sekitar 175-200 juta dolar AS, sementara tahap kedua membutuhkan anggaran hingga 200 juta dolar AS.
Jumlah keseluruhan dana yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini mencapai Rp5,2 triliun.
PT Tidal Bridge Indonesia bekerjasama dengan PT Buana Archicon akan menjadi kontraktor utama dalam pembangunan jembatan ini.
Untuk merancang desainnya, kedua perusahaan ini akan dibantu oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Meskipun proyek ini sempat mengalami penundaan yang cukup lama
Kabar terbaru pada tahun 2021 mengkonfirmasi bahwa proyek ini telah melewati tahap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan layak untuk dilanjutkan.